Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Masih berharap,itu kamu

Berhari-hari, aku berusaha mengisi waktu luangku, dengan apapun yang bisa aku kerjakan agar aku tidak punya waktu bahkan sedetik saja untuk mengingatmu. Karena kamu sudah begitu lekat di sana, karena dirimu sudah punya tempat tetap di sana; di hatiku yang nyatanya belum dihuni orang lain selain dirimu. Dan, aku belum menemukan cara terbaik untuk menghilangkanmu, kamu selalu kembali teringat lagi ketika aku berusaha mengusirmu pergi. Entahlah, mungkin memang kamu diciptakan untuk tetap tinggal, meskipun sebenarnya kebersamaan aku dan kamu tak lagi ada. Aku memaksa diriku untuk melupakan rambut gondrongmu, untuk tak lagi mengingat suara mendhok-mu, untuk membakar semua memori tentang kebahagiaanmu saat bercerita tentang kesibukanmu,untuk memudarkan senyummu di otakku, untuk menghilangkan jutaan deretan huruf dan angka yang muncul dalam chat kita, untuk mengusir semua rasa cinta-- dan aku mutlak gagal. Aku harus menerima kenyataan bahwa kamu mungkin akan selalu berdiam di sana, di hatik...

Kamu Tidak Akan Pernah Tau Rasanya

Mungkin aku yang bodoh. Kau menawarkan segala hal yang menarik ,membuatku lemah untuk pergi dan memilih untuk tetap tinggal bersamamu. seharusnya aku menolaknya. Sedidaknya jika aku menolak aku tidak akan merasakan hal yang aku benci ini. Ketika semua impian manis yang kau berikan kau ubah menjadi mimpi buruk bagi gadis kecil ini . Hancur memang . Bukan bermaksud menyalahkanmu. Tetapi siapa yang menahanku ketika aku ingin pergi dan melepaskanmu. Membiarkanmu dengan wanitamu , melanjutkan hubungan yang telah kalian jalin agar lebih baik lagi. Kau menahanku , tak ingin melepaskanku , memaksaku untuk tetap tinggal. Peluk mu dan semua ucapanmu membuatku luluh. Bodohnya aku saat itu. Dan saat ini,kau meninggalkan gadis kecil ini setelah kau bawa pergi. Meninggalkanku sendirian tanpa membawaku pulang. Kembali,aku harus berjalan sendiri dengan sisa tenaga  ini. Aku harus kembali bangun dengan kehancuran yang melandaku saat ini,sendirian. Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi ak...

24 jam

Satu hari setelah perpisahan kita. Semua begitu berbeda. Entah mengapa meskipun aku belum benar-benar mengenalmu, sudah lahir saja rindu yang sulit kuatasi. Aku mencari-cari kamu dengan menggunakan apapun. Aku mengharapkan beritamu mampir walaupun sekadar cerita atau mitos semata. Kudengar, kamu sakit, ya? Cepat sembuh, ya. Maaf jika aku tak berperan aktif untuk menyembuhkan sakitmu, karena kamu telah memutuskan kebersamaan kita dan tak lagi ingin melihat aku dalam tatapan matamu. Aku bertanya-tanya, apa salahku? Untuk Cahaya Penunjukku, aku kebingungan melawan resah dan kangen. Aku berusaha tak memikirkan kamu dan kenangan-kenangan kita dulu, tapi semakin kulawan; semakin kauhadir dan melekat. Perpisahan harusnya tak terlalu menghasilkan sakit karena perkenalan kita belum terjalin begitu lama. Aku hanya menyesal, mengapa semua yang kupikir akan berakhir bahagia malah berakhir secepat itu? Satu helaan napasku memburu, kucuri kamu dalam otakku. Kamu tetaplah bayang-bayang, menghamburk...