Langsung ke konten utama

Setelah Kejadian Itu

Hai Tuan (:
apakah kau masih mengingat ketika kau bicarakan itu padaku.
aku rasa sekarang kau mulai bebeda (:

ketika menyadari kau telah berubah,setiap hari aku berusaha mengembalikan kamu yang dulu. mengingatkanmu pada janji-janjimu yang telah kau lontarkan kala itu,membuatmu paham ada seseorang yang  tak ingin diam ketika melihatmu tiba-tiba menjadi seorang yang berbeda.

perempuan mana yang menyukai ketika seseorang yang dicintainya memilih pergi dan lari  tanpa alasan ?
aku bukan wanita yang bisa menerima kepergianmu dan perpisahan kita ini secara mendadak. aku bukan wanita yang sabar menunggu dan harus diam menanti.
ku harap kau mampu mengerti kerasnya sikapku ini.

aku heran,
sekarang kau lebih suka berbincang dengan wanita lain dihadapanku. bahkan kau sadar bahwa aku ada didekatmu kala itu. sesak sekali rasanya.

status kita memang hanya sebatas teman , tapi bukankah kau dulu pernah mengutarakan perasaanmu yang sebenarnya padaku? walaupun hanya teman, namun ku tahu, aku rasakan sesuatu yang lebih dari itu belakangan ini. sebenarnya,akupun tahu bahwa sebenarnya kaupun mau kita tak hanya sebatas teman. kemesraan disela-sela hari yang kita lewati bersama membutku tau isi hatimu.
tapi,aku dan kamu tak akan pernah bisa menjalani tahap itu. cukuplah kita jadi "Seperti teman" .


hampir setiap malam,kau menjadi bagian dalam hari-hariku. jadi tawa yang membawa damai sebelum tidur malamku.
membayangkan wajahmu,senyumanmu sebelum tidur adalah kebiasaanku. Ya, namun sekarang tak hanya wajahmu dan senyumanmu saja. sekarang aku juag seka membayangkan sifatmu yang seratusdelapanpuluhderajat mulai berbeda kepadaku.
aku sesekali mengigat nama-nama wanita yang kau dekati hari ini. kuhitung-hitung cukup banyak juga,Tuan.

aku ingat percakapan kita kala itu,kata-kata didalamnya takakan ku lupa. jika aku mempunyai mesin waktu,aku ingin mengulangnya kembali , kalau aku bisa meminta pada Tuhan untuk menyimpannya dengan sangat rapi dan bisa mengulang peristiwa itu untuk yang kesekian kali . aku rela melakukan apasaja. asal kita bisa menjadi seperti dulu lagi dan tak menjauh seperti ini..

sekarang bukan lagi seperti dulu, kamu menjauh tanpa alasan yang tak kupahami .
jujur,kalau kamu mau tau,aku tersiksa beberapa hari ini. terutama ketika bertemu denganmu dan melihat sosokmu yang tak bisa ku sentuh. juga ketika aku terus berusaha bisu melihat sikapmu yang berubah seperti ini padaku. aku hampir meledak menahan semua ini!

apa yang aku bisa lakukan agar aku tetap bertahan?
melampiaskan perasaan lewat tulisan. dengan begini aku bisa menangis sepuasnya. tanpa kuharus pedulikan telingamu mendengar bunyi isak tangis ini.
aku merindukanmu dan kau tak pernah tau selama ini aku hanya bisa menunggu. menunggumu untuk bicara lebih dulu. . aku selalu kuat membisu meskipun rasanya ini bodoh .

ingin rasanya aku bertanya sesuatu padamu.
seberapa buta nya kah matamu sehingga kau tak melihat perhatianku? seberapa matinya perasaanmu hingga kau tak sadar ada seorang wanita yang berjuang untukmu?

kau ini tega sekali.
kau tau rasanya jadi  wanita yang cintanya bertepuk sebleh tangan?! 
apa kau tau rasanya jadi aku yang terus bertanya-tanya tentang perasaanmu?
apa kau tau rasanya bertemu seorang yang dicintainya tapi seakan-akan kau tak punya rasa apa-apa,seakan semuanya sudah terlupakan,seakan semuanya tak pernah terjadi?

aku merasakannya setiap hari
setiap aku melihatmu digerbang sekolah
setiapa ku melihat pesan mention yang kau kirim untuknya. kekasihmu.

perhatianku kau anggap mainan
cintaku hanya kau anggap bualan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

24 jam

Satu hari setelah perpisahan kita. Semua begitu berbeda. Entah mengapa meskipun aku belum benar-benar mengenalmu, sudah lahir saja rindu yang sulit kuatasi. Aku mencari-cari kamu dengan menggunakan apapun. Aku mengharapkan beritamu mampir walaupun sekadar cerita atau mitos semata. Kudengar, kamu sakit, ya? Cepat sembuh, ya. Maaf jika aku tak berperan aktif untuk menyembuhkan sakitmu, karena kamu telah memutuskan kebersamaan kita dan tak lagi ingin melihat aku dalam tatapan matamu. Aku bertanya-tanya, apa salahku? Untuk Cahaya Penunjukku, aku kebingungan melawan resah dan kangen. Aku berusaha tak memikirkan kamu dan kenangan-kenangan kita dulu, tapi semakin kulawan; semakin kauhadir dan melekat. Perpisahan harusnya tak terlalu menghasilkan sakit karena perkenalan kita belum terjalin begitu lama. Aku hanya menyesal, mengapa semua yang kupikir akan berakhir bahagia malah berakhir secepat itu? Satu helaan napasku memburu, kucuri kamu dalam otakku. Kamu tetaplah bayang-bayang, menghamburk...